Sabtu, 25 Juni 2011

Kisah


 “Dengan cacat pincangku ini, aku bertekad merebut surga…!”
Ia adalah ipar dari Abdullah bin Amr bin Haram, kerana menjadi suami dari saudara perempuan Hindun binti Amar; Ibnul Jamuh merupakan salah seorang tokoh penduduk Madinah dan salah seorang pemimpin Bani Salamah…
Ia didahului masuk Islam oleh puteranya Mu’adz bin Amr yang termasuk kelompok 70 peserta bai’at ‘Aqabah. Bersama shahabatnya Mu’adz bin Jabal, Mu’adz bin Amr ini menyebarkan Agama Islam di kalangan penduduk Madinah dengan keberanian luar biasa sebagai layaknya pemuda Mu’min yang gagah perwira…
Telah menjadi kebiasaan bagi golongan bangsawan di Madinah, menyediakan di rumah masing~masing salinan berhala-berhala besar yang terdapat di tempat-tempat pemujaan umum yang dikunjungi oleh orang banyak. Maka sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang bangsawan dan pemimpin Amru bin Jamuh juga mendirikan berhala di rumahnya yang dinamakan Manaf.
Puteranya, Mu’adz bin Amr bersama temannya Mu’adz bin Jabal telah bermufakat akan menjadikan berhala di rumah bapanya itu sebagai barang permainan dan penghinaan. Di waktu malam mereka menyelinap ke dalam rumah, lain mengambil berhala itu dan membuangnya ke dalam lubang yang biasa digunakan manusia untuk membuang hajatnya.
Pagi harinya Amr tidak melihat Manaf berada di tempatnya yang biasa, maka dicarinyalah berhala itu dan akhirnya ditemukannya di tempat pembuangan hajat. Bukan main marahnya Amr, lalu bentaknya: “Keparat siapa yang telah melakukan perbuatan durhaka terhadap tuhan-tuhan kita malam tadi…?” Kemudian dicuci dan dibersihkannya berhala itu dan dibelinya wangi-wangian.
Malam berikutnya, berdua Mu’adz bin Amr dan Mu’adz bin Jabal memperlakukan berhala itu seperti pada malam sebelumnya. Demikianlah pula pada malam-malam selanjutnya. Dan akhirnya setelah merasa bosan, Amar mengambil pedangnya lalu menaruhnya di leher Manaf, sambil berkata: ”Jika kamu betul-betul dapat memberikan kebaikan, berusahalah untuk mempertahankan dirimu … !”
Pagi-pagi keesokan harinya Amr tidak menemukan berhalanya di tempat biasa… tetapi ditemukannya di tempat pembuangan hajat, dan tidak sendirian, berhala itu terikat bersama bangkai seekar aniing dengan tali yang kuat. Selagi ia dalam kehairanan, kekecewaan serta amarah, tiba-tiba datang lah ke tempatnya itu beberapa orang bangsawan Madinah yang telah masuk Islam. Sambil menunjuk kepada berhala yang tergeletak tidak berdaya dan terikat pada bangkai anjing itu, mereka mengajak akal budi dan hati nurani Amr bin Jamuh untuk berdialog serta membeberkan kepadanya perihal Tuhan yang sesungguhnya, Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi, yang tidak satu pun yang menyamai-Nya. Begitupun tentang Muhammad saw, orang yang jujur dan terpercaya, yang muncul di arena kehidupan ini untuk memberi bukan untuk menerima, untuk memberi petunjuk dan bukan untuk menyesatkan. Dan mengenai Agama Islam yang datang untuk membebaskan manusia dari belenggu segala macam belenggu dan menghidupkan pada mereka ruh Allah serta menerangi dalam hati mereka dengan cahaya-Nya.
Maka dalam beberapa saat, Amr telah menemukan diri dan harapannya… Beberapa saat kemudian ia pergi, dibersihkahnya pakaian dan badannya lalu memakai minyak wangi dan merapikan diri, kemudian dengan kening tegak dan jiwa bersinar ia pergi untuk bai’at kepada Nabi terakhir, dan menempati kedudukannya di barisan orang-orang beriman.
Mungkin ada yang bertanya, kenapa orang-orang seperti Amr ibnul Jamuh, yang merupakan pemimpin dan bangsawan di kalangan suku bangsanya, kenapa mereka sampai mempercayai berhala-berhala itu sedemikian rupa? Kenapa akal fikiran mereka tak dapat menghindarkan diri dari kekebalan dan ketololan itu? Dan kenapa sekarang ini, setelah mereka menganut Islam dan memberikan pengorbanan, kita menganggap mereka sebagai orang-orang besar?
Di masa sekarang ini, pertanyaan seperti itu mudah saja timbul, kerana bagi anak kecil sekalipun tak masuk dalam akalnya akan mendirikan di rumahnya barang yang terbuat dari kayu lalu disembahnya, walaupun masih ada para ilmuwan yang menyembah patung.
Tetapi di zaman yang silam, kecenderungan-kecenderungan manusia terbuka luas untuk menerima perbuatan-perbuatan aneh seperti itu di mana kecerdasan dan daya fikir mereka tiada berdaya menghadapi arus tradisi kuno tersebut.
Sebagai contoh dapat kita kemukakan di sini, Athena. Yakni Athena di masa Perikles, Pythagoras dan Socrates! Athena yang telah mencapai tingkat berfikir yang menakjubkan, tetapi seluruh penduduknya, baik para filosof, tokoh-tokoh pemerintahan sampai kepada rakyat biasa, mempercayai patung-patung yang dipahat, dan memujanya sampai taraf yang amat hina dan memalukan! Sebabnya ialah kerana rasa keagamaan di masa-masa yang telah jauh berselang itu tidak mencapai garis yang sejajar dengan ketinggian alam fikiran mereka.
Amr ibnul Jamuh telah menyerahkan hati dan hidupnya kepada Allah Rabbul-Alamin. Dan walaupun dari semula ia telah berbai’at pemurah dan dermawan, tetapi Islam telah melipatgandakan kedermawanannya ini, hingga seluruh harta kakayaannya diserahkannya untuk Agama dan kawan-kawan seperjuangannya.
Pernah Rasulullah saw menanyakan kepada segolongan Bani Salamah iaitu suku Amr ibnul Jamuh, katanya: “Siapakah yang menjadi pemimpin kalian, hai Bani Salamah?” Ujar mereka: “Al-Jaddu bin Qeis, hanya sayang ia kikir…”. Maka sabda Rasulullah pula: “Apa lagi penyakit yang lebih parah dari kikir! Kalau begitu pemimpin kalian ialah si Putih Keriting, Amr ibnul Jamuh…!” Demikianlah kesaksian dari Rasulullah saw ini merupakan penghormatan besar bagi Amr! Dan mengenai ini seorang penyair Anshar pernah berpantun:
“Amr ibnul Jamuh membiarkan kedermawanannya merajalela, dan memang wajar, bila ia dibiarkan berkuasa, jika datang permintaan, dilepasnya kendali hartanya, silakan ambil, ujarnya, kerana esok ia akan kembali, berlipat ganda!”
Dan sebagaimana ia dermawan membaktikan hartanya di jalan Allah, maka Amr ibnul Jamuh tak ingin sifat pemurahnya akan kurang dalam menyerahkan jiwa raganya! Tetapi betapa caranya? Kakinya yang pincang menjadi penghadang badannya untuk ikut dalam peperangan. Ia mempunyai empat orang putera, semuanya beragama islam dan semuanya satria bagaikan singa, dan ikut bersama Nabi saw dalam setiap peperangan serta tabah dalam menunaikan tugas perjuangan.
Amr telah berketetapan hati dan telah menyiapkan peralatannya untuk turut dalam perang Badar, tetapi putera-puteranya memohon kepada Nabi agar ia mengurungkan maksudnya dengan kesedaran sendiri, atau bila terpaksa dengan larangan dari Nabi.
Nabi pun menyampaikan kepada Amr bahawa Islam membebaskan dirinya dari kewajiban perang, dengan alasan ketidakmampuan disebabkan cacat kakinya yang berat itu. Tetapi ia tetap mendesak dan minta diizinkan, hingga Rasulullah terpaksa mengeluarkan perintah agar ia tetap tinggal di Madinah.
Kemudian datanglah Masanya perang Uhud. Amr lalu pergi menemui Nabi saw, memohon kepadanya agar diizinkan turut, katanya: “Ya Rasulallah, putera-puteraku bermaksud hendak menghalangiku pergi bertempur bersama anda. Demi Allah, aku amat berharap kiranya dengan kepincanganku ini aku dapat merebut syurga!”
Kerana permintaannya yang amat sangat, Nabi saw memberinya izin untuk turut. Maka diambilnya alat-alat senjatanya, dan dengan hati yang diliputi oleh rasa puas dan gembira, ia berjalan berjingkat-jingkat. Dan dengan suara beriba-iba ia memohon kepada Allah: “Ya Allah, berilah aku kesempatan untuk menemui syahid, dan janganlah aku dikembalikan kepada keluargaku!”
Dan kedua pasukan pun bertemulah di hari uhud itu. Amr ibnul Jamuh bersama keempat putranya maju ke depan menebaskan pedangnya kepada tentara penyeru kesesatan dan pasukan syirik.
Di tengah-tengah pertarungan yang hiruk-pikuk itu Amr melompat dan bersijingkat, dan sekali lompat pedangnya menyambar satu kepala dari kepala-kepala orang musyrik. Ia terus melepaskan pukulan-pukulan pedangnya ke kiri ke kanan dengan tangan kanannya, sambil menengok ke sekelilingnya, seolah-olah mengharapkan kedatangan Malaikat dengan secepatnya yang akan menemani dan mengawalnya masuk syurga.
Memang, ia telah memohon kepada Tuhannya agar diberi syahid dan ia yakin bahawa Allah swt pastilah akan mengabulkannya. Dan ia rindu, amat rindu sekali akan berjingkat dengan kakinya yang pincang itu dalam syurga, agar ahli syurga itu sama mengetahui bahawa Muhammad Rasulullah saw itu tahu bagaimana caranya memilih shahabat dan bagaimana pula mendidik dan menempa manusia.
Dan apa yang ditunggu-tunggunya itu pun tibalah, suatu pukulan pedang yang berkelebat, memaklumkan datangnya saat keberangkatan, yakni keberangkatan seorang syahid yang mulia, menuju syurga jannatul khuldi, syurga Firdausi yang abadi!
Dan tatkala Kaum Muslimin memakamkan para syuhada mereka, Rasulullah saw mengeluarkan perintah:
“Perhatikan, tanamkanlah jasad Abdullah bin Amr bin Haram dan Amr ibnul Jamuh di makam yang satu, kerana selagi hidup mereka adalah dua orang shahabat yang setia dan saling menyayangi!”
Kedua shahabat yang saling menyayangi dan telah menemui syahid itu dikuburkan dalam sebuah makam, yakni dalam pangkuan tanah yang menyambut jasad mereka yang suci setelah menyaksikan kepahlawanan mereka yang luar biasa.
Dan setelah waktu berlalu selama 46 tahun di pemakaman dan penyatuan mereka, datanglah banjir besar yang melanda dan menggenangi tanah pekuburan disebabkan digalinya sebuah mata air yang dialirkan Muswiyah melalui tempat itu. Kaum Muslimin pun segera memindahkan kerangka para syuhada.
Kiranya mereka sebagai dilukiskan oleh orang-orang yang ikut memindahkan mereka: “Jasad mereka menjadi lembut, dan hujung-hujung anggota tuhuh mereka jadi melengkung!”
Ketika itu Jabir bin Abdullah masih hidup. Maka bersama keluarganya ia pergi memindahkan kerangka bapanya Abdullah bin Amr bin Haram serta kerangka bapa kecilnya Amr ibnul Jamuh… Kiranya mereka dapati kedua mereka dalam kubur seolah-olah sedang tidur nyenyak. Tak sedikit pun tubuh mereka dimakan tanah, dan dari kedua bibir masing-masing belum hilang senyuman manis alamat redha dan bangga yang telah terlukis semenjak mereka dipanggil untuk menemui Allah dulu.
Apakah anda sekalian merasa hairan? Tidak, janganlah merasa hairan! Kerana jiwa-jiwa besar yang suci lagi bertaqwa, yang mampu mengendalikan arah tujuan hidupnya, membuat tubuh-tubuh kasar yang menjadi tempat kediamannya, memiliki semacam ketahanan yang dapat menangkis sebab-sebab kelapukan dan mengatasi bencana-bencana tanah.
“Dengan cacat pincangku ini, aku bertekad merebut surga…!”
Ia adalah ipar dari Abdullah bin Amr bin Haram, kerana menjadi suami dari saudara perempuan Hindun binti Amar; Ibnul Jamuh merupakan salah seorang tokoh penduduk Madinah dan salah seorang pemimpin Bani Salamah…
Ia didahului masuk Islam oleh puteranya Mu’adz bin Amr yang termasuk kelompok 70 peserta bai’at ‘Aqabah. Bersama shahabatnya Mu’adz bin Jabal, Mu’adz bin Amr ini menyebarkan Agama Islam di kalangan penduduk Madinah dengan keberanian luar biasa sebagai layaknya pemuda Mu’min yang gagah perwira…
Telah menjadi kebiasaan bagi golongan bangsawan di Madinah, menyediakan di rumah masing~masing salinan berhala-berhala besar yang terdapat di tempat-tempat pemujaan umum yang dikunjungi oleh orang banyak. Maka sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang bangsawan dan pemimpin Amru bin Jamuh juga mendirikan berhala di rumahnya yang dinamakan Manaf.
Puteranya, Mu’adz bin Amr bersama temannya Mu’adz bin Jabal telah bermufakat akan menjadikan berhala di rumah bapanya itu sebagai barang permainan dan penghinaan. Di waktu malam mereka menyelinap ke dalam rumah, lain mengambil berhala itu dan membuangnya ke dalam lubang yang biasa digunakan manusia untuk membuang hajatnya.
Pagi harinya Amr tidak melihat Manaf berada di tempatnya yang biasa, maka dicarinyalah berhala itu dan akhirnya ditemukannya di tempat pembuangan hajat. Bukan main marahnya Amr, lalu bentaknya: “Keparat siapa yang telah melakukan perbuatan durhaka terhadap tuhan-tuhan kita malam tadi…?” Kemudian dicuci dan dibersihkannya berhala itu dan dibelinya wangi-wangian.
Malam berikutnya, berdua Mu’adz bin Amr dan Mu’adz bin Jabal memperlakukan berhala itu seperti pada malam sebelumnya. Demikianlah pula pada malam-malam selanjutnya. Dan akhirnya setelah merasa bosan, Amar mengambil pedangnya lalu menaruhnya di leher Manaf, sambil berkata: ”Jika kamu betul-betul dapat memberikan kebaikan, berusahalah untuk mempertahankan dirimu … !”
Pagi-pagi keesokan harinya Amr tidak menemukan berhalanya di tempat biasa… tetapi ditemukannya di tempat pembuangan hajat, dan tidak sendirian, berhala itu terikat bersama bangkai seekar aniing dengan tali yang kuat. Selagi ia dalam kehairanan, kekecewaan serta amarah, tiba-tiba datang lah ke tempatnya itu beberapa orang bangsawan Madinah yang telah masuk Islam. Sambil menunjuk kepada berhala yang tergeletak tidak berdaya dan terikat pada bangkai anjing itu, mereka mengajak akal budi dan hati nurani Amr bin Jamuh untuk berdialog serta membeberkan kepadanya perihal Tuhan yang sesungguhnya, Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi, yang tidak satu pun yang menyamai-Nya. Begitupun tentang Muhammad saw, orang yang jujur dan terpercaya, yang muncul di arena kehidupan ini untuk memberi bukan untuk menerima, untuk memberi petunjuk dan bukan untuk menyesatkan. Dan mengenai Agama Islam yang datang untuk membebaskan manusia dari belenggu segala macam belenggu dan menghidupkan pada mereka ruh Allah serta menerangi dalam hati mereka dengan cahaya-Nya.
Maka dalam beberapa saat, Amr telah menemukan diri dan harapannya… Beberapa saat kemudian ia pergi, dibersihkahnya pakaian dan badannya lalu memakai minyak wangi dan merapikan diri, kemudian dengan kening tegak dan jiwa bersinar ia pergi untuk bai’at kepada Nabi terakhir, dan menempati kedudukannya di barisan orang-orang beriman.
Mungkin ada yang bertanya, kenapa orang-orang seperti Amr ibnul Jamuh, yang merupakan pemimpin dan bangsawan di kalangan suku bangsanya, kenapa mereka sampai mempercayai berhala-berhala itu sedemikian rupa? Kenapa akal fikiran mereka tak dapat menghindarkan diri dari kekebalan dan ketololan itu? Dan kenapa sekarang ini, setelah mereka menganut Islam dan memberikan pengorbanan, kita menganggap mereka sebagai orang-orang besar?
Di masa sekarang ini, pertanyaan seperti itu mudah saja timbul, kerana bagi anak kecil sekalipun tak masuk dalam akalnya akan mendirikan di rumahnya barang yang terbuat dari kayu lalu disembahnya, walaupun masih ada para ilmuwan yang menyembah patung.
Tetapi di zaman yang silam, kecenderungan-kecenderungan manusia terbuka luas untuk menerima perbuatan-perbuatan aneh seperti itu di mana kecerdasan dan daya fikir mereka tiada berdaya menghadapi arus tradisi kuno tersebut.
Sebagai contoh dapat kita kemukakan di sini, Athena. Yakni Athena di masa Perikles, Pythagoras dan Socrates! Athena yang telah mencapai tingkat berfikir yang menakjubkan, tetapi seluruh penduduknya, baik para filosof, tokoh-tokoh pemerintahan sampai kepada rakyat biasa, mempercayai patung-patung yang dipahat, dan memujanya sampai taraf yang amat hina dan memalukan! Sebabnya ialah kerana rasa keagamaan di masa-masa yang telah jauh berselang itu tidak mencapai garis yang sejajar dengan ketinggian alam fikiran mereka.
Amr ibnul Jamuh telah menyerahkan hati dan hidupnya kepada Allah Rabbul-Alamin. Dan walaupun dari semula ia telah berbai’at pemurah dan dermawan, tetapi Islam telah melipatgandakan kedermawanannya ini, hingga seluruh harta kakayaannya diserahkannya untuk Agama dan kawan-kawan seperjuangannya.
Pernah Rasulullah saw menanyakan kepada segolongan Bani Salamah iaitu suku Amr ibnul Jamuh, katanya: “Siapakah yang menjadi pemimpin kalian, hai Bani Salamah?” Ujar mereka: “Al-Jaddu bin Qeis, hanya sayang ia kikir…”. Maka sabda Rasulullah pula: “Apa lagi penyakit yang lebih parah dari kikir! Kalau begitu pemimpin kalian ialah si Putih Keriting, Amr ibnul Jamuh…!” Demikianlah kesaksian dari Rasulullah saw ini merupakan penghormatan besar bagi Amr! Dan mengenai ini seorang penyair Anshar pernah berpantun:
“Amr ibnul Jamuh membiarkan kedermawanannya merajalela, dan memang wajar, bila ia dibiarkan berkuasa, jika datang permintaan, dilepasnya kendali hartanya, silakan ambil, ujarnya, kerana esok ia akan kembali, berlipat ganda!”
Dan sebagaimana ia dermawan membaktikan hartanya di jalan Allah, maka Amr ibnul Jamuh tak ingin sifat pemurahnya akan kurang dalam menyerahkan jiwa raganya! Tetapi betapa caranya? Kakinya yang pincang menjadi penghadang badannya untuk ikut dalam peperangan. Ia mempunyai empat orang putera, semuanya beragama islam dan semuanya satria bagaikan singa, dan ikut bersama Nabi saw dalam setiap peperangan serta tabah dalam menunaikan tugas perjuangan.
Amr telah berketetapan hati dan telah menyiapkan peralatannya untuk turut dalam perang Badar, tetapi putera-puteranya memohon kepada Nabi agar ia mengurungkan maksudnya dengan kesedaran sendiri, atau bila terpaksa dengan larangan dari Nabi.
Nabi pun menyampaikan kepada Amr bahawa Islam membebaskan dirinya dari kewajiban perang, dengan alasan ketidakmampuan disebabkan cacat kakinya yang berat itu. Tetapi ia tetap mendesak dan minta diizinkan, hingga Rasulullah terpaksa mengeluarkan perintah agar ia tetap tinggal di Madinah.
Kemudian datanglah Masanya perang Uhud. Amr lalu pergi menemui Nabi saw, memohon kepadanya agar diizinkan turut, katanya: “Ya Rasulallah, putera-puteraku bermaksud hendak menghalangiku pergi bertempur bersama anda. Demi Allah, aku amat berharap kiranya dengan kepincanganku ini aku dapat merebut syurga!”
Kerana permintaannya yang amat sangat, Nabi saw memberinya izin untuk turut. Maka diambilnya alat-alat senjatanya, dan dengan hati yang diliputi oleh rasa puas dan gembira, ia berjalan berjingkat-jingkat. Dan dengan suara beriba-iba ia memohon kepada Allah: “Ya Allah, berilah aku kesempatan untuk menemui syahid, dan janganlah aku dikembalikan kepada keluargaku!”
Dan kedua pasukan pun bertemulah di hari uhud itu. Amr ibnul Jamuh bersama keempat putranya maju ke depan menebaskan pedangnya kepada tentara penyeru kesesatan dan pasukan syirik.
Di tengah-tengah pertarungan yang hiruk-pikuk itu Amr melompat dan bersijingkat, dan sekali lompat pedangnya menyambar satu kepala dari kepala-kepala orang musyrik. Ia terus melepaskan pukulan-pukulan pedangnya ke kiri ke kanan dengan tangan kanannya, sambil menengok ke sekelilingnya, seolah-olah mengharapkan kedatangan Malaikat dengan secepatnya yang akan menemani dan mengawalnya masuk syurga.
Memang, ia telah memohon kepada Tuhannya agar diberi syahid dan ia yakin bahawa Allah swt pastilah akan mengabulkannya. Dan ia rindu, amat rindu sekali akan berjingkat dengan kakinya yang pincang itu dalam syurga, agar ahli syurga itu sama mengetahui bahawa Muhammad Rasulullah saw itu tahu bagaimana caranya memilih shahabat dan bagaimana pula mendidik dan menempa manusia.
Dan apa yang ditunggu-tunggunya itu pun tibalah, suatu pukulan pedang yang berkelebat, memaklumkan datangnya saat keberangkatan, yakni keberangkatan seorang syahid yang mulia, menuju syurga jannatul khuldi, syurga Firdausi yang abadi!
Dan tatkala Kaum Muslimin memakamkan para syuhada mereka, Rasulullah saw mengeluarkan perintah:
“Perhatikan, tanamkanlah jasad Abdullah bin Amr bin Haram dan Amr ibnul Jamuh di makam yang satu, kerana selagi hidup mereka adalah dua orang shahabat yang setia dan saling menyayangi!”
Kedua shahabat yang saling menyayangi dan telah menemui syahid itu dikuburkan dalam sebuah makam, yakni dalam pangkuan tanah yang menyambut jasad mereka yang suci setelah menyaksikan kepahlawanan mereka yang luar biasa.
Dan setelah waktu berlalu selama 46 tahun di pemakaman dan penyatuan mereka, datanglah banjir besar yang melanda dan menggenangi tanah pekuburan disebabkan digalinya sebuah mata air yang dialirkan Muswiyah melalui tempat itu. Kaum Muslimin pun segera memindahkan kerangka para syuhada.
Kiranya mereka sebagai dilukiskan oleh orang-orang yang ikut memindahkan mereka: “Jasad mereka menjadi lembut, dan hujung-hujung anggota tuhuh mereka jadi melengkung!”
Ketika itu Jabir bin Abdullah masih hidup. Maka bersama keluarganya ia pergi memindahkan kerangka bapanya Abdullah bin Amr bin Haram serta kerangka bapa kecilnya Amr ibnul Jamuh… Kiranya mereka dapati kedua mereka dalam kubur seolah-olah sedang tidur nyenyak. Tak sedikit pun tubuh mereka dimakan tanah, dan dari kedua bibir masing-masing belum hilang senyuman manis alamat redha dan bangga yang telah terlukis semenjak mereka dipanggil untuk menemui Allah dulu.
Apakah anda sekalian merasa hairan? Tidak, janganlah merasa hairan! Kerana jiwa-jiwa besar yang suci lagi bertaqwa, yang mampu mengendalikan arah tujuan hidupnya, membuat tubuh-tubuh kasar yang menjadi tempat kediamannya, memiliki semacam ketahanan yang dapat menangkis sebab-sebab kelapukan dan mengatasi bencana-bencana tanah.

Beberapa Kisah tentang Urgensi Insyaallah


Ada beberapa kisah yang menggambarkan betapa urgen dan dharuri-nya ucapan insya Allah itu bagi seorang mukmin:


1.         Pada suatu hari, nabi Silaiman AS berkata, "Malam ini akan aku setubuhi 60 atau 70 istriku, sehingga semuanya akan hamil dan masing-masingnya nanti akan melahirkan seorang anak lelaki yang akan menjadi mujahid penunggang kuda fisabilillah." Namun nabi Silaiman AS lupa mengucapkan insya Allah. Memang betul malam itu nabi Sulaiman AS berhasil mensetubuhi 60 atau 70 istrinya, akan tetapi, dari 60 atau 70 istrinya itu, yang hamil CUMA satu, dan saat melahirkan, anak yang dilahirkannya bukanlah manusia yang sempurna fisiknya, ia hanya berupa badan saja, dalam riwayat lain, ia hanya berupa sebelah manusia saja. Rasulullah SAW bersabda, "Kalau saja nabi Sulaiman AS mengucapkan insya Allah, niscaya akan terwujud apa yang diinginkannya." (HR. Bukhari dan Muslim).
2.         Di tengah puncak pertarungan pemikiran antara Rasulullah SAW dan kafir Quraisy, orang-orang Quraisy itu mengirimkan 2 orang "cendekiawan"nya, sebagai utusan khusus kepada orang-orang Yahudi di Madinah. Tujuannya adalah agar orang-orang Quraisy itu mendapatkan support "ilmu" baru dalam menghadapi Rasulullah SAW. Dua utusan itu adalah An Nadhar bin Al Harits dan 'Uqbah bin Abi Mu'aith. Orang-orang Yahudi itu membekali 2 orang cendekiawan itu dengan 3 pertanyaan yang mesti mereka ajukan kepada Rasulullah SAW. Tiga pertanyaan itu adalah:
1.         Bagaimana kisah Ash habul Kahfi,
2.         Bagaimana kisah Dzul Qarnain, dan
3.         Apa itu ruh.
Mendapatkan tiga pertanyaan seperti itu Rasulullah SAW bersabda, "Besok saya ceritakan dan saya jawab." Akan tetapi beliau lupa mengucapkan insya Allah.
Karena beliau SAW tidak mengucapkan insya Allah, wahyu yang biasanya turun kepada beliau setiap kali menghadapi masalah, terhenti selama 15 hari, dan pada setiap harinya orang-orang Quraisy selalu datang kepada beliau untuk menagih janji Rasulullah SAW, "Mana ceritanya? Besok... besok... besok..." Begitu kira-kira ucapan orang-orang Quraisy itu.
Rasulullah SAW sangat bersedih atas kejadian itu.
Barulah setelah berlalu 15 hari, Allah SWT menurunkan surat Al Kahfi yang berisi jawaban atas kedua pertanyaan yang diajukan kepada Nabi Muhammad SAW, sedangkan pertanyaan ketiga disebutkan Allah SWT dalam surat Al Isra' (Bani Israil).
Pada penghujung akhir kisah Ash habul Kahfi, Allah SWT berfirman, "Janganlah kami sekali-kali mengatakan, "sesungguhnya saya akan melakukan hal ini besok" kecuali dengan mengatakan insya Allah." (QS. Al Kahfi: 23 - 24)

CARA HIDUP SEHAT




Perlu kita sadari bahwasanya kesehatan itu sangat penting  dikarenakan bila tubuh kita dalam keadaan sehat maka segala aktifitas yang akan kita laksanakan akan berjalan dengan lancar. Baik aktifitas dirumah, disekolah , ditempat kerja atu ketika dalam beribadah. Ketika badan kita sehat kita dapat beribadah dengan baik, agama islam sangat mengutamakan kesehatan  ( lahir dan batin) dan menempatkannya sebagai kenikmatan kedua setelah Iman.
Sebagaimana seseorang yang ingin pandai tentu saja harus belajar dan berusaha mengenal prinsip prinsip hidup sehat setelah itu melaksanakannya dan inilah beberapa petunjuk Agama yang berhubungan dengan kesehatan:
1.      MAKANAN
a.  Makan jangan Berlebihan
Dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf: 31 Allah SWT. Berfirman: yang artinya ...”Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. 7:31).
Dan dalam surat Thaha ayat 81, Allah SWT. berfirman yang artinya : “Makanlah di antara rizqi yang baik yang telah kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.” (QS. 20:81), Dalam ilmu kesehatan, makan dan minum merupakan kebutuhan dalam pemenuhan nutrisi sebagai penunjang hidup, yang jumlah dan macamnya harus sesuai dengan keperluan tubuh, tidak boleh kekurangan dan tidak boleh berlebihan. Yang bila kekurangan atau berlebihan akan menggangu kesehatan tubuh.
b.  Makan Makanan yang Sehat
Allah SWT. Berfirman yang artinya: ” Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizqikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”. (QS. 5:88) dengan memenuhi makan yang memenuhi unsur gizi ini lagi baik (thayyib) diharapkan tubuh berada dalam keadaan yang optimal sehingga daya tahan tubuh akan bekerja secara maksimal dalam menolak segala macam penyakit.
c.   Tidak minum Alkohol dan apa saja yang merusak tubuh
Allah SWT. Berfirman: “Mereka bertanya tentang khamar dan judi, katakanlah, pada keduanya ada bahaya yang besar dan pula manfaatnya pada manusia, dan bahyanya lebih besar dari manfaatnya.” (QS. Al-Baqarah: 219).
2.       KEBERSIHAN
Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan diturunkan padamu air dari langit ( hujan) untuk alat pembersih dirimu. ( QS. Al-anfal:11 )
Diriwayatkan dari para sahabat, bahwa mereka tidak pernah melihat noda atau kotoran pada baju Nabi SAW. Walaupun beliau menyukai pakaian atau baju berwarna putih. Juga mereka tidak pernah mencium bau tidak sedap dari diri Nabi SAW. Beliau tidak senang melihat salah seoarang sahabat yang rambutnya tidak terurus rapi apabila menghadap beliau, dan memerintahkan untuk mencuci dan menyisir rambut terlebih dahulu apabila ingin menghadap beliau.
3.      OLAH RAGA
Olah raga berguna untuk kesehatan. Oleh karenanya, dengan berolah raga yang teratur, terukur dan bersifat aerobic akan memberikan banyak manfarat. Antara lain mencegah kegemukan dengan segala dampak negatifnya, menguatkan dan lebih mengefisienkan kinerja otot-otot tubuh, seperti otot jantung, otot pernafasan dan otot-otot rangka tubuh, dan lebih melancarka aliran darah ke dalam sel-sel tubuh, dan pembuangan bahan-bahan sisa dari sel-sel tubuh menjadi lebih baik.
Nabi SAW. Suka berolah raga. Diriwayatkan oleh Siti Aisyah, bahwa beliau suka mengajak Siti Aisyah berlomba lari sejak Siti Aisyah masih belia sampai tua. Diriwayatkan pula bahwa Nabi SAW. Suka berjalan kaki walaupun kuda dan unta tersedia untuk beliau. Diriwayatkan pula, bahwa cara nabi berjalan, yaitu seperti jalannya orang yang menuruni bukit, yaitu berjalan cepat. Demikian pula Nabi SAW. Pernah mewajibkan para orang tua untuk mengajarkan renang dan memanah kepada putra putrinya (HR. Al-hakim). Lari cepat dan renang merupakan jenis olah raga aerobic yang dianjurakan saat ini oleh para pakar kesehatan olah raga untuk menjaga kebugaran. 

KESEHATAN


CARA HIDUP SEHAT
Perlu kita sadari bahwasanya kesehatan itu sangat penting  dikarenakan bila tubuh kita dalam keadaan sehat maka segala aktifitas yang akan kita laksanakan akan berjalan dengan lancar. Baik aktifitas dirumah, disekolah , ditempat kerja atu ketika dalam beribadah. Ketika badan kita sehat kita dapat beribadah dengan baik, agama islam sangat mengutamakan kesehatan  ( lahir dan batin) dan menempatkannya sebagai kenikmatan kedua setelah Iman.
Sebagaimana seseorang yang ingin pandai tentu saja harus belajar dan berusaha mengenal prinsip prinsip hidup sehat setelah itu melaksanakannya dan inilah beberapa petunjuk Agama yang berhubungan dengan kesehatan:
1.      MAKANAN
a.  Makan jangan Berlebihan
Dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf: 31 Allah SWT. Berfirman: yang artinya ...”Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. 7:31).
Dan dalam surat Thaha ayat 81, Allah SWT. berfirman yang artinya : “Makanlah di antara rizqi yang baik yang telah kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.” (QS. 20:81), Dalam ilmu kesehatan, makan dan minum merupakan kebutuhan dalam pemenuhan nutrisi sebagai penunjang hidup, yang jumlah dan macamnya harus sesuai dengan keperluan tubuh, tidak boleh kekurangan dan tidak boleh berlebihan. Yang bila kekurangan atau berlebihan akan menggangu kesehatan tubuh.
b.  Makan Makanan yang Sehat
Allah SWT. Berfirman yang artinya: ” Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizqikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”. (QS. 5:88) dengan memenuhi makan yang memenuhi unsur gizi ini lagi baik (thayyib) diharapkan tubuh berada dalam keadaan yang optimal sehingga daya tahan tubuh akan bekerja secara maksimal dalam menolak segala macam penyakit.
c.   Tidak minum Alkohol dan apa saja yang merusak tubuh
Allah SWT. Berfirman: “Mereka bertanya tentang khamar dan judi, katakanlah, pada keduanya ada bahaya yang besar dan pula manfaatnya pada manusia, dan bahyanya lebih besar dari manfaatnya.” (QS. Al-Baqarah: 219).
2.       KEBERSIHAN
Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan diturunkan padamu air dari langit ( hujan) untuk alat pembersih dirimu. ( QS. Al-anfal:11 )
Diriwayatkan dari para sahabat, bahwa mereka tidak pernah melihat noda atau kotoran pada baju Nabi SAW. Walaupun beliau menyukai pakaian atau baju berwarna putih. Juga mereka tidak pernah mencium bau tidak sedap dari diri Nabi SAW. Beliau tidak senang melihat salah seoarang sahabat yang rambutnya tidak terurus rapi apabila menghadap beliau, dan memerintahkan untuk mencuci dan menyisir rambut terlebih dahulu apabila ingin menghadap beliau.
3.      OLAH RAGA
Olah raga berguna untuk kesehatan. Oleh karenanya, dengan berolah raga yang teratur, terukur dan bersifat aerobic akan memberikan banyak manfarat. Antara lain mencegah kegemukan dengan segala dampak negatifnya, menguatkan dan lebih mengefisienkan kinerja otot-otot tubuh, seperti otot jantung, otot pernafasan dan otot-otot rangka tubuh, dan lebih melancarka aliran darah ke dalam sel-sel tubuh, dan pembuangan bahan-bahan sisa dari sel-sel tubuh menjadi lebih baik.
Nabi SAW. Suka berolah raga. Diriwayatkan oleh Siti Aisyah, bahwa beliau suka mengajak Siti Aisyah berlomba lari sejak Siti Aisyah masih belia sampai tua. Diriwayatkan pula bahwa Nabi SAW. Suka berjalan kaki walaupun kuda dan unta tersedia untuk beliau. Diriwayatkan pula, bahwa cara nabi berjalan, yaitu seperti jalannya orang yang menuruni bukit, yaitu berjalan cepat. Demikian pula Nabi SAW. Pernah mewajibkan para orang tua untuk mengajarkan renang dan memanah kepada putra putrinya (HR. Al-hakim). Lari cepat dan renang merupakan jenis olah raga aerobic yang dianjurakan saat ini oleh para pakar kesehatan olah raga untuk menjaga kebugaran. 

















MAHARAT KITABAH (SM IV)


2. Pengertian kuantitatif dan kualitatif
المنهج الكمى : الذي يركز عادة على التجريب وعلى الكشف عن السبب أو النتيجة بالاعتماد على المعطيات العددية
المنهج الكيفى : يُعرّفُ البحث النوعي عموماً على أنه الدراسة التي يمكن القيام بها أو إجراءها في السياق او الموقف الطبيعي، حيث يقوم الباحث بجمع البيانات، أو الكلمات، أو الصور،ثم يحللها بطريقة استقرائية مع التركيز على المعاني التي يذكرها المشاركون، وتصف العملية بلغة مقنعة ومعبرة



۱. معنى التقريظ
التقريظ هي مادة أو مراجعة على قيمة العمل، سواء كان ذلك الكتب والروايات والمجلات وغير ذالك. هناك يبث النقص والزيادة عن مراجع.
الامثلة التقريظ
موضوع التقريظ: التقريض من الكتاب القصة الابن مروض الرياح
 موضوع التألف : الابن مروض الرياح
المؤلف           : ولليام و ميلار
المطبعة           : الاول
سنة              :۱ أبريل ۲۰۱۱
أحلام والمثابرة هي التركيبة الصحيحة لجعل الأحلامعند نقطة معينة ، إلا أنها لم تغير مجرد شخص ، ولكن أيضا تحويل وإلهام لمن حوله.
القصة في هذا الكتاب أمثلة لذلكمن أجل تحقيق حلمه ، والشباب الفقراء في ملاوي ,أفريقيا ، والتجرؤ على فعل أشياء سخيفة تعتبر من قبل معظم الناسانه لا السخرية الآخرين عنه ، لأنه يعتقد ، فإن ما يفعله إحداث التغيير.
وليام هو ديفيد باندا الذي نشأ في منطقة فقيرة. الصيف الطويلة التي ضربت البلاد لا يجعل نفسه مضطرا إلى الانسحاب من المدرسة ، ولكن أيضا عددا من أصدقائه ماتوا من الجوع. كان يخرج من المدرسة لا تجعل من روح منكسرة. مع الاستمرار في العمل لمساعدة والديه، واصل وليم على التعلم. علمت أن عددا من الكتب في الفيزياء والهندسة الكهربائية من المكتبة. أحيانا كثير من الأمور قد انه لا يفهم، ولكن الإرادة ومهدت الطريق أمامه لفهم هذه الأمور. ماكان متصورا غامضة، مع دراسة الأدب، فإنه يصبح أكثر وضوحا. خطورة تؤتي ثمارها في النهاية. نجح في اقامة طواحين الهواء التي تولد الكهرباء. الناس الذينكان يعتقد في البداية وليام "مجنونا" وأقر أخيرا عظمته. ماحدث عن وليام أننا نستطيع أن نتعلم القيود و أوجه القصور ليست دائما تثبط عمل الشخص أو الحلم . بدلا من ذلك في الواقع القيود تشجيع شخص ما ليكون أكثر إبداعا. كائنات غير الهام غير المرغوب فيه، مثلا، يمكن تحويلها إلى الكائنات التي هي أكثر فائدة. ولياملبهدف واحد ، لبناء شيء انه يعتقد ان المستقبل يمكن أن الافراج عائلتها من الفقر والجوع. ان ما تم تحقيقه وليام ليست سهلة ، عندما كان مزدحم يساعد والديه في الحقول ، ويفعله لم تحصل على الدعم من المجتمع.
أصبح وليام مصدر إلهام للناس في قريته. وقال انه لا يتحدث كثيرا. لكن العمل الذي كان يتحدثويظهر من هو حقا. وإلى جانب قصة ويليام، والكتاب يروي أيضا لفترة وجيزة عن أفريقيا بصفة عامة. الاعتقاد التقليدي الأفريقي إذا ما تبين أن واحدة من التي تعيق التقدم. لأن أكثر الناس يعتقدون في الخرافات.
 هذا الكتاب يبحث  أيضا الأنظمة السياسية في افريقيا، وكيف الوكالات الرسمية في البلاد مع عدم وجود الفساد فاترة. نتيجة للفقر على نطاق واسع على نحو متزايد. الحكومة لا تبالي الناس الذينساعد في تفاقم هذه الحالة. ومع ذلك، والأحلام، والعاطفة التي يمكن أن تقدم للثورة. العيوب في هذا الكتاب هو القليل جدا، واحدة منها هي صورة تغطية بسيطة للغاية. لا يوجد نقص في محتويات الكتاب


3. Penelitian Kualitatif ( Proposal )
أحرف العطف ومعانيها في سورة البقرة
( دراسة عروضية )

رسالة جامعية
مقدمة لاستيفاء بعض شروط الإمتحان
للحصول على الشهادة الجامعية الأولي
فى الااداب قسم اللغة العربية والدبها



قد متها
الاسم           : إندرى أندريانى
رقم التسجيل :٠٨١٢٠٩٠٩٢A

كلية الاداب قسم اللغة العربية وادبها
جامعة سونن امبيل الإسلامية الحكومية سورابايا
٢٠١١





محتويات الرسالة

صفحة الموضوع..................................................    
الحكمة.........................................................    
الإهلأ...........................................................    
الخطاب الرسمي..................................................    
القرار بالقبول....................................................    
التجريد.........................................................    
علمات الشكر...................................................    
محتويات الرسالة..................................................    

الباب الأول : المقدمة
١.خلفية البحث...........................................     
٢.قضية أساسية...........................................    
٣.إفتراض علمى..........................................    
٤.توضيح المضوع وتحديده..................................    
٥.سبب إختيار الموضوع...................................    
٦.دراسة سابقة...........................................    
٧.الهدف الذي تريد الباحثة الوصول اليه.....................    
٨.منهج البحث وتحليله.....................................
٩.طريقة الكتابة...........................................    
اَلْبَابُ الثَّانِى : طريقة عرض
اَلْفَصْلُ اْلاَوَّلُ :المواد........................................
اَلْبَابُ الثَّالِثُ : الخاتمة
أ. أَلإِسْتِنْبَاطَاتُ............................................    
ب. الْخُلاّ صَة.............................................     ِ
قَائِمَةُ الْمَرَاجِع