MEMAHAMI PENTINGNYA KRITIK SASTRA
(STUDI
TENTANG SIGNIFIKASI KRITIK SASTRA
DALAM MEMAHAMI HASIL KARYA SASTRA)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah Naqd al-Adab
Dosen Pengampu:
Drs.H.Afif Bustomi, M.A
Disusun Oleh:
Indri Andriani
NIM: A81209092
FAKULTAS ADAB
BAHASA DAN SASTRA ARAB
INSTITUD AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Tujuan Makalah..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 3
2.1 Pengertian Kritik Sastra......................................................... 3
2.2 Memahami Pentingnya Karya Sastra Lewat Kritik Sastra.... 3
2.3 Fungsi Kritik Sastra............................................................... 5
2.4 Manfaat Kritik Sastra............................................................ 7
BAB III PENUTUP.............................................................................. 9
3.1 Simpulan................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kritik sastra
merupakan salah satu studi sastra. Kritik sastra adalah cabang ilmu sastra yang
memfokuskan perhatiannya pada pengkajian sastra secara langsung untuk
mengidentifikasi, menganalisis, mengklasifikasi serta memberikan penilaian
tentang berhasil tidaknya suatu cipta sastra. Kritik sastra merupakan studi
sastra yang langsung berhadapan dengan karya sastra. H.B Jassin (dalam Rachmat
Djoko Pradopo, 1995: 92) mengatakan kritik sastra adalah pertimbangan baik
buruk karya sastra, Pertimbangan baik buruk ini tidak berarti baik buruk yang
berhubungan dengan moral, namun berhubungan dengan indah atau jelek.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 761) menyebutkan bahwa kritik adalah
kecaman, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap
suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya.
Sedangkan
kritikus adalah orang yg ahli dl memberikan pertimbangan (pembahasan) tentang
baik buruknya sesuatu. dan orang yang memberikan pertimbangan
(pembahasan) tentang baik buruknya sesuatu; pengkritik.
Kritik tidak
hanya mencari kesalahan tetapi juga menyebutkan hal-hal yang baik maupun yang
buruk, mempertimbangkan baiknya juga buruknya, dan kemudian memberi penilaian
yang mantap. Ada juga pendapat lain mengenai kritik sastra seperti yang
dikemukakan oleh Guntur Tarigan, kritik sastra adalah pengamatan yang teliti,
perbandingan yang tepat serta pertimbangan yang adil terhadap baik buruknya
kualitas, nilai, kebenaran suatu karya sastra. Secara singkat kritik sastra
adalah pengamatan, serta pertimbangan baik buruknya nilai sastra (Tarigan dalam
Darmanto 2007: 18).
1.2
Tujuan Makalah
a.
Mengetahui makna Kritik Sastra
b.
Mengetahui Pentingnya Karya Sastra Lewat Kritik
Sastra
c.
Mengetahui Fungsi Kritik Sastra
d.
Mengetahui Manfaat Kritik Sastra
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Kritik Sastra
Istilah ”kritik” (sastra)
berasal dari bahasa Yunani yaitu krites yangberarti
”hakim”. Krites sendiri berasal dari krinein ”menghakimi”; kriterion yang
berarti”dasar penghakiman” dan kritikos berarti ”hakim
kasustraan[1].
Kritik sastra dapat
diartikan sebagai salah satu objek studi sastra (cabang ilmu sastra) yang
melakukan analisis, penafsiran, dan penilaian terhadap teks sastra sebagai
karya seni[2].
Abrams dalam Pengkajian
sastra (2005: 57) mendeskripsikan bahwa kritik sastra merupakan cabang
ilmu yang berurusan dengan perumusan, klasifikasi, penerangan, dan penilaian
karya sastra.
Pengertian kritik sastra
di atas tidaklah mutlak ketetapannya, karena sampai saat ini, belum ada
kesepakatan secara universal tentang pengertian sastra. Namun, pada dasarnya
kritik sastra merupakan kegiatan atau perbuatan mencari serta menentukan nilai
hakiki karya sastra lewat pemahaman dan penafsiran sistematik yang dinyatakan
kritikus dalam bentuk tertulis.
2.2
Memahami Pentingnya
Karya Sastra Lewat Kritik Sastra
Sastra
adalah satu media seni komunikasi yang sering disebut-sebut. Karya sastra dapa
berupa novel, novella, serita pendek, puisi, drama, dan epic. Dengan mempelajari karya sastra terlebih
dahulu maka akan sangat mudah untuk melakukan pengkritikan.
Kritik sastra
berfungsi untuk memberikan uraian dan penerangan tentang karya sastra yang
konkret, baik mengenai makna karya sastra, strukturnya, maupun nilainya. Dengan
demikian, kritikus sebagai penerap prinsip kritik sastra itu perlu memberikan
tafsiran-tafsirannya, analisis dan seni lainnya. Tanpa itu semua, karya sastra
tidak mungkin dipahami. Jadi, penafsiran, penguraian (analisis), dan penilaian
perlu diuraikan. Ketiganya merupakan aspek kritik sastra yang utama yang saling
erat berjalinan dalam aktivitas penerapan kritik pada karya sastra.
Penafsiran
dalam arti luasnya membuat jelas arti keseluruhan karya sastra yang bermedium
bahasa itu yang diantaranya memperjelas jenis sastra, unsur sastra, struktur,
tema dan efek-efek. Dengan adanya penjelasan secara keseluruhan itu, karya
sastra dapat dipahami. Karena sastra memiliki struktur yang kompleks, maka
karya sastra perlu dianalisis. Jadi, analisis adalah sarana untuk
menginterpretasi.
a.
Penafsiran
Penafsiran
karya sastra berarti penjelasan makna karya sastra. Menginterpretasi karya
sastra berarti menangkap makna karya sastra. Karya sastra perlu ditafsirkan
sebab karya sastra adalah sebuah struktur yang kompleks yang bermedium bahasa
yang pada umumnya maknanya ambigu atau bermakna ganda. Menafsirkan karya sastra
tidak terbatas hanya pada bahasanya yang ambigu, tetapi juga pada komplekitas
karya sastra, seperti kompleksitas struktru penceritannya, penokohannya, bahkan
juga pusat pengisahannya. Tafsiran terhadap karya sastra harus disertai
alasa-alasan yang logis atau dapat diterima akal.
b.
Analisis
Dengan
analisis, makna karya sastra dapat ditafsirkan dengan jelas. Dalam menganalisis
kritikus juga memberikan interpretasi, atau sebaliknya, dalam menginterpretasi
karya sastra kritikus menganalisis dan sekaligus memberi penilaian atas hasil
interpretasi dan analisisnya. Jadi, interpretasi, penilaian dan analisis tidak
dapat dipisahkan.
c.
Penilaian
Karya sastra
adalah karya imajinatif bermedium bahasa yang fungsi estetikanya dominan
(Wellek dan Waren dalam Pradopo, 2002: 81). Dengan demikian, dalam mengeritik
karya sastra harus ditunjukkan nilai seninya. Kalau tidak demikian, kritik
sastra belum sempurna memenuhi fungsinya.
2.3
Fungsi kritik
sastra
Kritik
sastra berfungsi sebgai upaya menempatkan karya sastra pada posisinya yang
jelas. Kritik sastra dapat menentukan karya sastra yang bermutu dan karya
sastra yang tidak bermutu. Selain itu kritik sastra juga berfungsi untuk
menciptakan teori-teori sastra. Sebuah teori akan kehilangan relevansinya
apabila karya sastra telah memperlihatkan kecendrungan lain. Sementara
kecendrungan-kecendrungan itu hanya dapat diketahui melaui kritik sastra.
Dengan begitu, kritik sastra juga dapat memberikan kontribusi yang krusial
untuk kepentingan ilmu sastra.
Dalam mengkritik karya
sastra, seorang kitikus tidaklah bertindak semaunya. Ia harus melalui proses
penghayatan keindahan sebagaimana pengarang dalam melahirkan karya sastra.
Karena kritik sastra sebagai kegiatan ilmiah yang mengikat kita pada asas-asas
keilmuan yang ditandai oleh adanya kerangka, teori, wawasan, konsep, metode
analisis dan objek empiris[3].
Setidaknya, ada beberapa manfaat kritik sastra yang perlu untuk kita
ketahui, sebagaimana berikut:
a.
Kritik sastra berfungsi bagi perkembangan sastra
Dalam mengkritik, seeorang kritikus akan menunjukkan hal-hal yang bernilai
atau tidak bernilai dari suatu karya sastra. Kritikus bisa jadi akan
menunjukkan hal-hal yang baru dalam karya sastra, hal-hal apa saja yang belum
digarap oleh sastrawan. Dengan demikian, sastrawan dapat belajar dari kritik
sastra untuk lebih meningkatkan kecakapannya dan memperluas cakrawala
kreativitas, corak, dan kualitas karya sastranya. Jika sastrawan- sastrawan
mampu menghasilkan karya-karya yang baru, kreatif, dan berbobot, maka
perkembangan sastra negara tersebut juga akan meningkat pesat, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Dengan kata lain, kritik yang dilakukan kritikus
akan meningkatkan kualitas dan kreativitas sastrawan, dan pada akhirnya akan
meningkatkan perkembangan sastra itu sendiri.
b.
Kritik sastra berfungsi untuk penerangan bagi penikmat sastra
Dalam melakukan kritik,
kritikus akan memberikan ulasan, komentar, menafsirkan kerumitan-kerumitan,
kegelapan-kegelapan makna dalam karya sastra yang dikritik. Dengan demikian,
pembaca awam akan mudah memahami karya sastra yang dikritik oleh kritikus. Di
sisi lain, ketika masyarakat sudah terbiasa dengan apresiasi sastra, maka daya
apresiasi masyarakat terhadap karya sastra akan semakin baik. Masyarakat dapat
memilih karya sastra yang bermutu tinggi (karya sastra yang berisi nilai-nilai
kehidupan, memperhalus moral, mempertajam pikiran, kemanusiaan, kebenaran dll).
c.
Kritik sastra berfungsi bagi ilmu sastra itu sendiri
Analisis yang dulakukan
kritikus dalam mengkritik harus didasarkan pada referensi-referensi dan
teori-teori yang akurat. Tidak jarang pula, perkembangan teori sastra lebih
lambat dibandingkan dengan kemajuan proses kreatif pengarang. Untuk itu, dalam
melakukan kritik, kritikus seringkali harus meramu teori-teori baru.
Teori-teori sastra baru yang seperti inilah yang justru akan mengembangkan ilmu
sastra itu sendiri, dimana seorang pengarang akan dapat belajar melalui kritik
sastra dalam memperluas pandangannya, sehingga akan berdampak pada meningkatnya kualitas
karya sastra.
Fungsi kritik sastra di atas akan menjadi kenyataan karena adanya tanggung
jawab antara kritikus dan sastrawan serta tanggungjawab mereka dalam
memanfaatkan kritik sastra tersebut.
Dengan demikian, tidak perlu diragukan bahwa adanya kritik yang kuat serta
jujur di medan sastra akan membawa pada meningkatnya kualitas karya sastra.
Karena sastrawan akan memiliki perhitungan sebelum akhirnya dipublikasikannya
karya sastra tersebut. Oleh sebab itu, ketiadaaan kritik pada medan sastra akan
membawa pada munculnya karya-karya sastra yang picisan.
Raminah Baribin menambahkan, bahwasanya tidak semua kritik sastra dapat
menjelaskan fungsinya, oleh sebab itu kritik sastra harus memiliki tanggung
jawab atas tugasnya serta mampu membuktikan bahwa dengan adanya kritik yang
dilakukan oleh kritikus mampu memberikan sumbangan yang berharga terhadap
pembinaan dan pengembangan sastra. Karnanya kritik sastra berfungsi apabila:
1.
disusun atas dasar untuk meningkatkan dan membangun sastra
2.
melakukan kritik secara objektif, menggunakan pendekatan dan metode yang
jelas, agar dapat dipertangungjawabkan
3.
mampu memperbaiki cara berpikir, cara hidup, dan cara bekerja sastrawan
4.
dapat menyesuikan diri dengan ruang lingkup kebudayaan dan tata nilai yang
berlaku, dan
5.
dapat membimbing pembaca untuk berpikir kritis dan dapat meningkatkan
apresiasi sastra masyarakat
2.4 Manfaat Kritik Sastra
Manfaat dari kritik sastra dapat diuraikan
menjadi:
1. Manfaat kritik
sastra bagi penulis
a.
Memperluas wawasan penulis baik yang berkaitan
dengan soal bahasa, objek atau tema-tema karangan, maupun teknik bersastra
b.
Menumbuhsuburkan motivasi untuk mengarang
c.
Meningkatkan kualitas karangan
2. Manfaat kritik
sastra bagi pembaca
a.
Menjembatani kesenjangan antara pembacakepada
karya sastra
b.
Menumbuhkan kecintaan pembaca kepada karya
sastra
c.
Meningkatkan kemanpuan mengapresiasi karya
sastra
d.
Membuka mata hati dan pikirtan pembaca akan
nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra
3. Manfaat kritik
sastra bagi perkembangan sastra
a.
Mendorong laju perkembangan sastra baik
kualitatif maupun kuantitatif
b.
Memperluas cakrawala atau permasalaha yang ada
dalam karya sastra
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Kritik sastra
mempunyai kedudukan yang penting dalam kajian sastra. Kritik sastra sering
dikaitkan dengan apresiasi sastra karena kritik dan apresiasi langsung
berkaitan dengan karya sastra. Kritik sastra sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan telaah sastra, karena keduanya secara hakiki mempunyai kesamaan kerja.
Kritik sastra adalah semacam pertimbangan untuk menunjukkan kekuatan atau
kebagusan dan juga kekurangan yang terdapat salam karya sastra (Zainuddin,
2002: 20). Walaupun kritik berkaitan dengan penilaian, bukan berarti bahwa
setiap orang mampu menilai karya sastra.
Penilaian
terhadap sebuah karya sastra haruslah bersifat objektif sesuai dengan kriteria
penilaian yang ada. Mario Pei der Frank (dalam Zainuddin, 2002: 20) mengatakan
penilaian dan penghakiman sesuai dengan standar yang telah diakui berdasarkan
pengkajian studi dan analisis. Adanya kriteria yang dijadikan patokan dalam
penilaian sastra, dimaksudkan agar hasil dari kritik sastra itu benar-benar
menrupakan penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan, dan bukan hanya pendapat
pribadi. Bagaimanapun tujuan kritik sastra adalah menunjukkan dimana kebaikan
dan kekurangan suatu karya sastra berdasarkan kriteria yang berlaku. Hasil
kritik itu nantinya untuk menjadikan karya sastra itu lebih baik dan juga
sebagai koreksi terhadap penulis, sehingga penulis tidak merasa divonis namun
merasa ditantang untuk meningkatkan kualitas tulisan berikutnya (Zainuddin,
2002: 21).
Melakukan
kritik sastra bukan suatu pekerjaan yang gampang. Untuk dapat melakukan kritik
sastra yang baik tentuk saja kritikus memerlukan pengetahuan yang banyak
tentang teori sastra, memiliki pengalaman dalam menganalisis, kemampuan
apresiasi yang baik. Sebuah kegiatan kritik sastra akan berhasil apabila
seseorang kritikus sastra mengerti, memahami, dan menguasai ilmu sastra yang
mencakup teori sastra, sejarah sastra dan kritik sastra sebagai dasar melakukan
kritik sastra.
Untuk mengenal
permasalahan kritik sastra lebih lanjut perlu dikemukakan guna kritik sastra.
Adapun kegunaan kritik sastra adalah, pertama untuk perkembangan
sastra itu sendiri, kedua untuk perkembangan kesustraan
dan ketiga untuk penerangan masyarakat pada umunya yang
menginginkan penerangan tentang karya sastra. Rachmat Djoko Pradopo (1995: 93)
mengemukakan kegunaan karya sastra adalah untuk membantu perkembangaan
kesusastraan suatu bangsa dengan menjelaskan karya sastra mengenai baik
buruknya karya sastra dan menunjukkan daerah-daerah jangkauan persoalan karya
sastra. Adapun manfaat bagi sastrawan dari kritik sastra adalah mereka dapat
mengembangkan penulisan karya sastra mereka yang mengakibatkan perkembangan
kesusastraan. Aspek-aspek pokok kritik sastra adalah analisis, interpretasi
(penafsiran) dan evaluasi atau penilaian. Karya sastra merupakan sebuah
struktur yang kompleks, maka untuk memahaminya perlu adanya analis, yaitu
penguraian terhadap bagian-bagian atau unsur-unsurnya (Hill dalam Pradop, 1995:
93). Oleh karena karya sastra adalah struktur yang kompleks, maka karya sastra
itu perlu ditafsirkan untuk memperjelas artinya. Abrams (dalam Pradopo, 1995:
93) mengemukakan, penafsiran adalah penafsiran karya sastra, dalam arti luasnya
adalah penafsiran kepada semua aspek karya sastra.
Kritik sastra
Indonesia modern lahir sejak tahun 1920 bersamaan lahirnya kesustraan Indonesia
modern. Sampai sekarang, berdasarkan bukti yang didapatkan, kritik sastra
Indonesia modern yang pertama ditulis oleh Mohammad Yamin berjudul “Sejarah
Melayu” dan “Syair Bidasari”. Sejak lahirnya itu, kritik sastra Indonesia
mengalami banyak masalah. Masalahnya meliputi, kurangnya tempat, kurangnya kritikus
sastra (yang profesional). Tidak cocoknya pandangan kritikus dengan sastrawan,
tidak cocoknya teori kritik sebagai landasan kritik dengan corak dan wujud
kesusastraan Indonesia modern yang bersifat nasional (dan regional),
pertentangan antara kritik sastra sastrawan dan kritik sastra akademik.
DAFTAR PUSTAKA
Muzakki Akhmad.
Pengantar Teori Sastra Arab. Malang: Uin Maliki Press. 2011
Kamil Sukron.
Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Moderen. Jakarta: Rajawali Press. 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar