ALIRAN SASTRA
EKSPRESIONISME
EKSPRESIONISME
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Aliran Sastra
Dosen Pengampu:
Fathin Masyhud,
Lc. MHI
Disusun Oleh:
Indri Andriani : A81209092
FAKULTAS ADAB
BAHASA DAN SASTRA ARAB
INSTITUD AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Karya
sastra sebagai karya seni tidak akan terlepas dari pengaruh aliran yang
melatarbelakangi lahirnya karya tersebut. Menurut Korrie Layun Rampan, aliran
sastra dapat diartikan sebagai hasil ekspresi para sastrawan yang meyakini
bahwa jenis sastra yang mereka ciptakan itulah hasil sastra yang cocok pada
zamannya.
Aliran sastra berasal dari kata Stroming
(bahasa Belanda) yang mulai muncul di Indonesia pada zaman pujangga baru. Kata
itu bermakna keyakinan yang dianut golongan-golongan pengarang yang sepaham,
ditimbulkan karena menentang paham-paham lama.
Aliran sastra pada dasarnya berupaya
menggambarkan prinsip (pandangan hidup, politik, dll) yang dianut sastrawan
dalam menghasilkan karya sastra. Dengan kata lain, aliran sangat erat
hubungannya dengan sikap/jiwa pengarang dan objek yang dikemukakan dalam
karangannya.
Pada prinsipnya, aliran sastra dibedakan
menjadi dua bagian besar, yakni (1) Idealisme, dan (2) Materialisme.
Aliran Idealisme dapat dibagi menjadi (a) Romantisme, (b) Simbolik,
(c) Mistisme, dan (d) Surealisme. Sedangkan Materialisme
dibagi menjadi (a) Realisme, (b) Naturalisme, (c) Impresiolisme,
(d) Ekspresionisme.
Pada makalah ini, kami akan membahas tentang Ekspresionisme,
yaitu aliran kesusastraan yang memusatkan perhatian pada apa yang terjadi dalam
batin pengarang, dan mengekspresikan apa yang bergejolak dalam jiwanya dan apa
yang dilihatnya.
1.2
Tujuan Makalah
a.
Mengetahui devinisi aliran Ekspresionisme
b.
Mengetahui sejarah munculnya aliran
ekspresionisme
c.
Mengetahui contoh karya aliran ekspresionisme
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Ekspresionisme
Aliran
ekspresionisme adalah aliran dalam karya seni, yang mementingkan curahan batin
atau curahan jiwa dan tidak mementingkan peristiwa-peristiwa atau
kejadiankejadian yang nyata. Ekspresi batin yang keras dan meledak-ledak. biasa
dianggap sebagai pernyataan atau sikap pengarang. Aliran ini mula-mula
berkembang di Jerman sebelum Perang Dunia I, Pengarang Indonesia yang dianggap
ekspresionis ialah Chairil Anwar.
Aliran Ekspresionisme
juga terdapat
pada karya sastra, dan seni (film, arsitektur, music). Dalam
aliran seni ekspresionisme diartikan sebagai aliran seni yang melukiskan
perasaan dan pengindraan batin yang timbul dari pengalaman di luar yang
diterima, tidak saja oleh pancaindra melainkan juga oleh jiwa seseorang.
Dalam
kesusastraan aliran ini lebih dikenal sebagai aliran yang mendasarkan pada
ajaran-ajaran filsafat eksistensialisme. Antara lain, bahwa hakikat manusia
berbeda dengan alam. Manusia terus melakukan pembaharuan terhadap dirinya.
Aliran ini terkenal di Prancis yang dipelopori oleh John Bole. S, yang
menegaskan pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang bebas,
karna ia tidak didikat oleh aturan-aturan yang menghalangi kebebasannya. Pada
akhirnya aliran aliran ini memunculkan eksprasi subyektivitas manusia, dan
hak-haknya yang bebas dan berpikir sebagaimana yang disukai.[1]
2.2 Sejarah Munculnya
aliran Ekspresionisme
Asal muasal istilah Ekspresionisme
tidak merujuk pada pergerakan tertentu, istilah tersebut digunakan oleh Herwald
Walden dalam majalahnya Derstum tahun 1912. Istilah ini biasa di hubungkan
dengan karya lukis dan grafis Jerman pada pertengahan abad. Kemudian seorang
filsuf yang bernama Friedrich Nietzsche menciptakan Ekspresionisme modern
dengan mengaitkan aliran seni kuno yang dulunya diacuhkan. Aliran
ekspresionisme dapat menggugah emosi penonton melalui drama atau suara serta
ketakutan melalui gambar yang ditampilakan. Kemudian aliran tersebut dipopulerkan oleh Vincent Van Gogh, Paul Gaugiuin, Ernast Ludwig,
Karl Schmidt, Emile Nolde, JJ. Kandinsky dan Paul Klee. Di Indonesia penganut
ini adalah : Affandi, Zaini dan Popo Iskandar.
Berikut nama-nama
Tokoh-Tokoh yang menganut aliran Ekspresionisme :
§ Jerman: Heinrich Campendonk, Emil Nolde, Rolf Nesch, Franz Marc, Ernst Barlach, Wilhelm Lehmbruck, Erich Heckel, Karl Schmidt-Rottluff, Ernst Ludwig Kirchner, Max Beckmann, August Macke, Elfriede Lohse-Wächtler, Ludwig Meidner, Paula Modersohn-Becker, Gabriele Münter, dan Max Pechstein.
§ Netherlands: Charles Eyck, Willem Hofhuizen, Jaap Min, Jan Sluyters, Jan Wiegers danHendrik Werkman
§ Belgia: Constant Permeke, Gust De Smet, Frits Van den Berghe, James Ensor, Floris Jespers, dan Albert Droesbeke.
2.3
Contoh Ekspresionime
Salah satu
syi’ir Abu Nawas merupakan contoh dari aliran ini. Dia mengisahkan perbuatannya
dalam kehidupan gelap, yaitu kehidupan yang penuh kenikmatan karna selalu
dihidangkan minuman khamer. Potongan sya’irnya berbunyi:
الا فاسقني خمرا وقل لي هي الخمر #
ولا تسقني سرا ادا أمكن الجهر
أثني على الخمر بالائها # وسمها أحسن
أسمائها
لاتجعل الماء لها قاهرا # ولا تسلطها
على مائها
Tuangkan untukku secangkir
khamer
Dan katakan padaku
Bahwa itu adalah khamer
Jangan kamu tuangkan
dengan bersembunyi
Bila kamu dapat berbuat
dengan berterus terang
Pujalah khamer
Dengan segala keagungannya
Dan sebutlah dia
Dengan sebaik-baik sebutan
Jangan kamu jadikan air
Bisa mengalahkan khamer
Dan jangan kamu
menyalahkan khamer
Melebihi derajat airnya
Contoh lain dari
ekspresionisme adalah puisi karangan khairil Anwar yang berjudul
“Do’a” yang berbunyi:
Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di Pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di Pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
BAB III
KESMPULAN
Ekspresionisme yaitu
aliran yang
mengutamakan kebebasan untuk
mencurahkan emosi atau perasaan. Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang
seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional. Ekspresionisme
bisa ditemukan juga di dalam karya
lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih
menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia
Penganut
paham ekspresionisme memiliki dalil bahwa “ Art is an axpresionisme of human
feeling” atau seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia. Aliran
ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seseorang seniman ketika
menciptakan suatu karya seni.
DAFTAR PUSTAKA
Muzakki Akhmad. 2011. Pengantar
Teori Sastra Arab. Malang; Uin Maliki Press.
Kamil Sukron. 2009. Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Moderen.
Jakarta: Rajawali Press.
Eka. 2009. Aliran dalam seni lukis.
Jurnala Ilmu Pendidkan. (Online), (http://eka.web.id/aliran-dalam-seni-lukis.html)
Suyoto, Agus. Aliran Sastra. (Online) (agsuyoto.files.wordpress.com/.../aliran-aliran-dalam-karya-sastra.ppt)
Winta.
2009.Aliran Sastra (online) (http://iop.unair.ac.id/forum/forum_topik_isi-156.html (http://sriuut.blogspot.com/2009/12/aliran-aliran-dalam-karya-sastra.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar